Kamis kemarin, saya mengantar anak untuk mengikuti pawai Muharram dengan TKnya. Seperti pepatah, ada gula ada semut…maka
ada anak-anak akan diikuti oleh para pedagang mainan. Dan dari sekian
banyak mainan yang ditawarkan, saya tertarik dengan pesawat mainan dari
kayu balsa. Bentuknya kira-kira seperti ini.
Cara mainnya pun sederhana, cukup pegang pesawat di badannya dan luncurkan ke arah depan lalu lepaskan. Pesawat pun lalu meluncur dengan tenangnya, lurus ke depan dan meluncur jauh sebelum akhirnya jatuh ke tanah.
Sesampainya di rumah, segeralah otak diputar untuk membuat mainan pesawat serupa. Berhubung tidak punya kayu balsa, maka saya gunakan saja bahan seadanya.
Apa yang terjadi?
Setelah mengubek-ubek internet, akhirnya saya temukan kesalahan saya…..yaitu posisi Titik Berat!!!
Secara teori, saat pesawat membelah udara, maka bagian pesawat yang paling berat akan jatuh terlebih dahulu. Pada kasus saya, titik berat pesawat ternyata ada di bagian belakang pesawat . Untuk melihat titik berat cukup mudah, tempelkan benang pada batang lidi di sayap dan lihat keseimbangannya (lihat di gambar).
Akibat titik berat dibelakang, saat pesawat maju, bagian belakang pesawat malah bergerak turun dan moncong pesawat bergerak ke atas.
Pada saat yang bersamaan, pesawat menghadapi angin dari arah depan sehingga mendorong moncong pesawat ke belakang dana akhirnya pesawat berputar-putar tidak karuan.
Untuk mengatasi masalah ini, maka jalan keluar termudah adalah memindahkan titik berat ke moncong pesawat. Dari internet, saya dapat bocoran kalau posisi titik berat yang OK adalah terletak 1/4 bagian lebar sayap.
Untuk memindahkan titik berat saya gunakan lilin mainan yang saya tempelkan dihidung pesawat.
Percobaan 2
Jika keseimbangan tercapai, lepas benang dari badan pesawat lalu luncurkan lagi. Hasilnya, pesawat meluncur lurus ke depan persis seperti pesawat mainan yang dijual kemarin :D
Selamat mencoba
Referensi: http://www.4p8.com/eric.brasseur/glider_physics.html
Cara mainnya pun sederhana, cukup pegang pesawat di badannya dan luncurkan ke arah depan lalu lepaskan. Pesawat pun lalu meluncur dengan tenangnya, lurus ke depan dan meluncur jauh sebelum akhirnya jatuh ke tanah.
Sesampainya di rumah, segeralah otak diputar untuk membuat mainan pesawat serupa. Berhubung tidak punya kayu balsa, maka saya gunakan saja bahan seadanya.
- satu batang lidi
- satu bungkus karton sisa wafer
- lem
- gunting
- buat pola sayap depan, sayap belakang dari karton bekas
- tempelkan dengan lem
- pesawat pun jadi
Apa yang terjadi?
Setelah mengubek-ubek internet, akhirnya saya temukan kesalahan saya…..yaitu posisi Titik Berat!!!
Secara teori, saat pesawat membelah udara, maka bagian pesawat yang paling berat akan jatuh terlebih dahulu. Pada kasus saya, titik berat pesawat ternyata ada di bagian belakang pesawat . Untuk melihat titik berat cukup mudah, tempelkan benang pada batang lidi di sayap dan lihat keseimbangannya (lihat di gambar).
Akibat titik berat dibelakang, saat pesawat maju, bagian belakang pesawat malah bergerak turun dan moncong pesawat bergerak ke atas.
Pada saat yang bersamaan, pesawat menghadapi angin dari arah depan sehingga mendorong moncong pesawat ke belakang dana akhirnya pesawat berputar-putar tidak karuan.
Untuk mengatasi masalah ini, maka jalan keluar termudah adalah memindahkan titik berat ke moncong pesawat. Dari internet, saya dapat bocoran kalau posisi titik berat yang OK adalah terletak 1/4 bagian lebar sayap.
Untuk memindahkan titik berat saya gunakan lilin mainan yang saya tempelkan dihidung pesawat.
Percobaan 2
- Gunakan pesawat yang sama dari percobaan
- Tempelkan benang di 1/4 bagian depan sayap untuk melihat keseimbangan pesawat
- Tambahkan lilin sedikit demi sedikit di moncong pesawat hingga pesawat seimbang
Jika keseimbangan tercapai, lepas benang dari badan pesawat lalu luncurkan lagi. Hasilnya, pesawat meluncur lurus ke depan persis seperti pesawat mainan yang dijual kemarin :D
Selamat mencoba
Referensi: http://www.4p8.com/eric.brasseur/glider_physics.html
No comments:
Post a Comment