“Abi, hari rabu besok ada pawai sepeda di sekolah”, Nisa memberi kabar.
Waduh, gawat nih, pikir saya. Gawatnya karena ada 2 hal, yang pertama kita belum punya sepeda dan yang kedua, Nisa belum bisa naik sepeda. Apa bisa Nisa dapat naik sepeda sebelum rabu?.
Membeli Sepeda
Setelah menyingkirkan segala pikiran gawat tadi, akhirnya kita putuskan untuk membeli sepeda pada hari Sabtu kemarin. Lalu jenis sepeda apa yang harus dibeli?, ternyata ukuran sepeda ditentukan oleh tinggi badan. Berdasarkan petunjuk berikut, untuk Nisa saya harus membelikan sepeda dengan ukuran pelk 16″. Ternyata untuk jenis ukuran ini, semuanya beroda empat.
Yang paling penting, tinggi sepeda harus sesuai agar anak masih dapat manapakkan kakinya ke aspal saat duduk di sadel. Ini penting untuk melakukan tahap ke 3 dalam urutan di bawah.
Latihan Naik Sepeda
Nah ini bagian paling beratnya.
Alhamdulillahnya Nisa sangat termotivasi untuk bisa naik sepeda. Jadi tinggal menjadi tugas saya agar motivasinya tidak menjadi turun.
1. Memilih lokasi belajar
Untuk lokasi belajar sengaja saya pilih jalan aspal datar dan lurus dan sepi.
2. Memulai dengan empat roda
Karena ini bisa dibilang sepeda pertama Nisa, maka saya sengaja menyuruh Nisa naik sepeda dengan empat roda. Hal ini dimaksudkan agar Nisa bisa tebiasa dengan kegiatan motorik mengayuh baik lurus ataupun berbelok, juga dengan urusan rem dan mengerem.
Setelah 5 menit, terlihat Nisa mulai terbiasa.
3. Lanjut dengan 2 roda
Langkah selanjutnya adalah melepas roda penunjang. Ini menjadi bagian yang terberat karena saya harus terus menjaga sepeda agar tetap tegak dengan cara memegang sadel atau stang tengah.
Minta anak mengayuh dengan anda tetap memegang sepeda dan lakukan terus sampai anak tebiasa. Pada tahapan ini, Nisa membutuhkan waktu 15 menit agar bisa membiasakan diri antara kayuhan dan keseimbangan.
Pada tahap inilah badan saya serasa remuk karena harus berlari sambil membungkuk :)
3. Membiarkan anak belajar sendiri
Saat Nisa sudah mendapatkan “feeling” maka dia sudah bisa dilepas untuk belajar sendiri. Tanda ia sudah mendapat “feeling” adalah, saat anda melepaskan pegangan selama 1-2 detik (pada tahap 2), Nisa sudah mulai tidak langsung jatuh (walaupun masih goyang).
Dengan melepas anak belajar sendiri, maka “feeling” yang didapat akan lebih cepat dan kuat.
Pada tahap ini lah anda harus rajin memuji dan memotivasi dengan kata-kata “Hebat!”, “Excellent!” dan sebagainya. Berikan juga ia kata-kata dukungan saat dia terjatuh dari sepeda.
Setelah 10 menit, Nisa sudah bisa mengayuh sendiri di lintasan lurus sejauh 2-10 meter. Pada saat ini, ingatkan ia agar tidak terlalu bersemangat mengayuh dan untuk melakukan kayuhan secara perlahan.
4. Melatih kayuhan dan berbelok
Pada tahap ini, Nisa menjadi sangat bersemangat karena sudah dideklarasikan bisa naik sepeda. Tanpa disuruh, dia langsung rajin mengayuh di trek lurus.
Langkah terakhir adalah meminta dia untuk belajar berbelok tanpa menurunkan kakinya. Dalam 10 menit, Nisa sudah bisa melakukannya.
Secara mengejutkan hanya dibutuhkan waktu kurang dari 40 menit agar Nisa bisa menguasai sepeda dengan baik dari nol sama sekali.
Membandingkan dengan saya sendiri yang baru mulai belajar sepeda saat kelas 1 SMA, saat itu saya butuh waktu setengah hari agar bisa berada di level yang sama dengan Nisa.
Pada akhirnya, jangan pernah anggap remeh anak anda. Mereka mampu melakukan lebih dari
yang anda kira. Jika anda membatasi mereka sesuai persangkaan anda, maka mereka hanya akan dapat berkembang sesuai dengan batas persangkaan anda.
Jadi deh pawai dengan sepeda roda 2 :)
Waduh, gawat nih, pikir saya. Gawatnya karena ada 2 hal, yang pertama kita belum punya sepeda dan yang kedua, Nisa belum bisa naik sepeda. Apa bisa Nisa dapat naik sepeda sebelum rabu?.
Membeli Sepeda
Setelah menyingkirkan segala pikiran gawat tadi, akhirnya kita putuskan untuk membeli sepeda pada hari Sabtu kemarin. Lalu jenis sepeda apa yang harus dibeli?, ternyata ukuran sepeda ditentukan oleh tinggi badan. Berdasarkan petunjuk berikut, untuk Nisa saya harus membelikan sepeda dengan ukuran pelk 16″. Ternyata untuk jenis ukuran ini, semuanya beroda empat.
Yang paling penting, tinggi sepeda harus sesuai agar anak masih dapat manapakkan kakinya ke aspal saat duduk di sadel. Ini penting untuk melakukan tahap ke 3 dalam urutan di bawah.
Latihan Naik Sepeda
Nah ini bagian paling beratnya.
Alhamdulillahnya Nisa sangat termotivasi untuk bisa naik sepeda. Jadi tinggal menjadi tugas saya agar motivasinya tidak menjadi turun.
1. Memilih lokasi belajar
Untuk lokasi belajar sengaja saya pilih jalan aspal datar dan lurus dan sepi.
2. Memulai dengan empat roda
Karena ini bisa dibilang sepeda pertama Nisa, maka saya sengaja menyuruh Nisa naik sepeda dengan empat roda. Hal ini dimaksudkan agar Nisa bisa tebiasa dengan kegiatan motorik mengayuh baik lurus ataupun berbelok, juga dengan urusan rem dan mengerem.
Setelah 5 menit, terlihat Nisa mulai terbiasa.
3. Lanjut dengan 2 roda
Langkah selanjutnya adalah melepas roda penunjang. Ini menjadi bagian yang terberat karena saya harus terus menjaga sepeda agar tetap tegak dengan cara memegang sadel atau stang tengah.
Minta anak mengayuh dengan anda tetap memegang sepeda dan lakukan terus sampai anak tebiasa. Pada tahapan ini, Nisa membutuhkan waktu 15 menit agar bisa membiasakan diri antara kayuhan dan keseimbangan.
Pada tahap inilah badan saya serasa remuk karena harus berlari sambil membungkuk :)
3. Membiarkan anak belajar sendiri
Saat Nisa sudah mendapatkan “feeling” maka dia sudah bisa dilepas untuk belajar sendiri. Tanda ia sudah mendapat “feeling” adalah, saat anda melepaskan pegangan selama 1-2 detik (pada tahap 2), Nisa sudah mulai tidak langsung jatuh (walaupun masih goyang).
Dengan melepas anak belajar sendiri, maka “feeling” yang didapat akan lebih cepat dan kuat.
Pada tahap ini lah anda harus rajin memuji dan memotivasi dengan kata-kata “Hebat!”, “Excellent!” dan sebagainya. Berikan juga ia kata-kata dukungan saat dia terjatuh dari sepeda.
Setelah 10 menit, Nisa sudah bisa mengayuh sendiri di lintasan lurus sejauh 2-10 meter. Pada saat ini, ingatkan ia agar tidak terlalu bersemangat mengayuh dan untuk melakukan kayuhan secara perlahan.
4. Melatih kayuhan dan berbelok
Pada tahap ini, Nisa menjadi sangat bersemangat karena sudah dideklarasikan bisa naik sepeda. Tanpa disuruh, dia langsung rajin mengayuh di trek lurus.
Langkah terakhir adalah meminta dia untuk belajar berbelok tanpa menurunkan kakinya. Dalam 10 menit, Nisa sudah bisa melakukannya.
Secara mengejutkan hanya dibutuhkan waktu kurang dari 40 menit agar Nisa bisa menguasai sepeda dengan baik dari nol sama sekali.
Membandingkan dengan saya sendiri yang baru mulai belajar sepeda saat kelas 1 SMA, saat itu saya butuh waktu setengah hari agar bisa berada di level yang sama dengan Nisa.
Pada akhirnya, jangan pernah anggap remeh anak anda. Mereka mampu melakukan lebih dari
yang anda kira. Jika anda membatasi mereka sesuai persangkaan anda, maka mereka hanya akan dapat berkembang sesuai dengan batas persangkaan anda.
Jadi deh pawai dengan sepeda roda 2 :)
No comments:
Post a Comment