Kita tentu sudah tahu apa itu stetoskop, apalagi penggemar sinetron.
Di setiap sinetron, hampir pasti semua dokternya memegang stetoskop apa pun kasus medis yang dihadapinya :)
Sudah hampir seminggu anak-anak liburan sekolah sementara bapaknya nggak bisa cuti. Jadinya harus dikompensasi pas akhir pekan dengan membuat proyek bersama.
Akhir pekan ini kita mencoba jadi dokter-dokteran dengan membuat stetoskop sederhana.
Bahannya nggak sulit, cuma pakai 1 buah gelas plastik air minum kemasan. Usahakan yang masih ada plastik penutupnya (tentunya dengan lubang bekas sedotan diplastik penutup tersebut).
Cara buatnya sederhana,
lubangi “pantat” gelas plastik yang ada penutupnya seperti ini
sebenarnya setelah melubangi, stetoskop sudah bisa dipakai. Hanya saja, agar anak-anak lebih tertarik, silahkan hias gelas tersebut sehingga lebih menarik untuk digunakan.
Kenapa stetoskop sederhana kita bisa menangkap suara detak jantung?
Jantung di dalam tubuh kita berdetak dan mengirimkan suara detaknya lewat getaran yang merambat melalui tubuh kita dan kemudian ditangkap oleh membran penutup plastik stetoskop kita.
Membran plastik ikut bergetar dan kemudian menggetarkan udara dalam stetoskop yang kemudian merambat sampai ke telinga kita.
Sebenarnya tanpa plastik penutup pun, suara detak jantung tetap dapat diterima oleh telinga kita. Hanya saja membran plastik tersebut berlaku sebagai penguat getaran.
Silahkan dibandingkan suara detak jantung yang terdengar pada stetoskop dengan dan tanpa penutup plastik. Insya Allah stetoskop dengan penutup plastik akan menghasilkan suara detak yang lebih kuat.
Mempelajari Detak Jantung
Dengan stetoskop ini, kita bisa berdiskusi kepada anak untuk menghitung jumlah detak jantung per menit. Korbannya adalah anggota keluarga yang lain. Mulai dari adik, kakak, dan orang tua.
Kita akan temukan jika jumlah detak jantung permenit masing-masing usia ternyata berbeda-beda.
Lalu minta anggota keluarga kita berlari ditempat selama satu menit dan kemudian hitung lagi detak jantungnya, insya Allah kita akan temukan detak jantung yang menjadi semakin cepat setelah kita berlari.
Hal ini disebabkan karena jantung bekerja lebih keras untuk memompakan darah untuk menyediakan oksigen bagi tubuh kita.
Berikut adalah “lembar kerja” hasil pengamatan yang dibuat Nisa.
Level 1 adalah keadaan detak jantung “korban” saat santai dan Level 2 adalah keadaan “korban” setelah berlari kecil selama satu menit.
Mudahkan!!….selamat mencoba :)
Di setiap sinetron, hampir pasti semua dokternya memegang stetoskop apa pun kasus medis yang dihadapinya :)
Sudah hampir seminggu anak-anak liburan sekolah sementara bapaknya nggak bisa cuti. Jadinya harus dikompensasi pas akhir pekan dengan membuat proyek bersama.
Akhir pekan ini kita mencoba jadi dokter-dokteran dengan membuat stetoskop sederhana.
Bahannya nggak sulit, cuma pakai 1 buah gelas plastik air minum kemasan. Usahakan yang masih ada plastik penutupnya (tentunya dengan lubang bekas sedotan diplastik penutup tersebut).
Cara buatnya sederhana,
lubangi “pantat” gelas plastik yang ada penutupnya seperti ini
sebenarnya setelah melubangi, stetoskop sudah bisa dipakai. Hanya saja, agar anak-anak lebih tertarik, silahkan hias gelas tersebut sehingga lebih menarik untuk digunakan.
Kenapa stetoskop sederhana kita bisa menangkap suara detak jantung?
Jantung di dalam tubuh kita berdetak dan mengirimkan suara detaknya lewat getaran yang merambat melalui tubuh kita dan kemudian ditangkap oleh membran penutup plastik stetoskop kita.
Membran plastik ikut bergetar dan kemudian menggetarkan udara dalam stetoskop yang kemudian merambat sampai ke telinga kita.
Sebenarnya tanpa plastik penutup pun, suara detak jantung tetap dapat diterima oleh telinga kita. Hanya saja membran plastik tersebut berlaku sebagai penguat getaran.
Silahkan dibandingkan suara detak jantung yang terdengar pada stetoskop dengan dan tanpa penutup plastik. Insya Allah stetoskop dengan penutup plastik akan menghasilkan suara detak yang lebih kuat.
Mempelajari Detak Jantung
Dengan stetoskop ini, kita bisa berdiskusi kepada anak untuk menghitung jumlah detak jantung per menit. Korbannya adalah anggota keluarga yang lain. Mulai dari adik, kakak, dan orang tua.
Kita akan temukan jika jumlah detak jantung permenit masing-masing usia ternyata berbeda-beda.
Lalu minta anggota keluarga kita berlari ditempat selama satu menit dan kemudian hitung lagi detak jantungnya, insya Allah kita akan temukan detak jantung yang menjadi semakin cepat setelah kita berlari.
Hal ini disebabkan karena jantung bekerja lebih keras untuk memompakan darah untuk menyediakan oksigen bagi tubuh kita.
Berikut adalah “lembar kerja” hasil pengamatan yang dibuat Nisa.
Level 1 adalah keadaan detak jantung “korban” saat santai dan Level 2 adalah keadaan “korban” setelah berlari kecil selama satu menit.
Mudahkan!!….selamat mencoba :)
No comments:
Post a Comment