Halaman Kami


Monday, 27 February 2012

Semar, Wayang Favoritku

Saya bukan ahli wayang dan juga bukan penggila wayang. Saya hanyalah seorang mantan anak kecil yang beruntung punya sahabat yang memiliki koleksi lengkap buku RA Kosasih :)

Banyak tokoh jagoan dalam cerita wayang, dan dari para jagoan tersebut saya banyak belajar banyak. Walau begitu entah mengapa hanya Semar dan Yudistira yang jadi favorit saya.

Semar Wayang Kulit (sumber: wikipedia)
Semar Wayang Kulit (sumber: wikipedia)



Semar memiliki tempat sendiri buat saya karena pada dasarnya dia itu aslinya super duper hyper mega sakti mandraguna. Ajian saktinya, walaupun aneh, nggak ada yang sanggup mengalahkan. Saya menjuluki ajiannya sebagai "Ajian Kentut Serat Jiwa" :D.

Semar juga aslinya ngganteng abis, secara dia itu pada dasarnya Dewa. Dalam satu versi yang saya sukai, Semar berubah menjadi jelek karena soal perebutan gengsi dan kekuasaan di khayangan. Semar dan Togog sama-sama mengklaim berhak berkuasa.

Lalu keduanya melakukan perlombaan memakan gunung (haghaghag....dasar dewa, nyari lomba kuliner kok ya makan gunung gitu loh???). Walhasil, keduanya berubah bentuk jadi jelek dan dihukum untuk "mbatur" ke manusia. Semar akhirnya "mbatur" ke Pandawa dan Togog "mbatur" ke Kurawa.

Nah pada saat "mbatur" inilah saya banyak belajar dari Semar. Walaupun posisinya sebagai abdi, tapi buat Semar kebenaran adalah kebenaran yang harus disampaikan. Tugasnya sebagai penyampai kebenaran dan jika tidak dipedulikan oleh sang majikan dia tidak berhenti menyuarakan kebenaran tsb.

Biasanya jika suara Semar tidak di indahkan majikan, maka peristiwa jeleklah yang terjadi pada sang majikan. Uniknya Semar nggak ngambek tuh jika majikan nggak mau mendengarkan dia, kalaupun akhirnya sang majikan mengalami nasib jelek, Semar nggak pernah bilang "Kan udah gue bilang!" .
Semar Wayang Golek (sumber: Wikipedia)

Semar Wayang Golek (sumber: Wikipedia)


Satu lagi sikap Semar yang bisa dipelajari adalah keberpihakannya terhadap keadilan. Jika dia temukan para Dewa berlaku tidak adil dengan kekuasaan dan kekuatan yang dimilikinya, maka Semar nggak segan-segan melabrak Kahyangan.

Bagian akhir yang saya sukai dari Semar adalah rasanya yang enak (lohhh Semar kok di makan?????) , kalo nggak percaya, makan aja yang satu ini...haghgahgahgah.

Semar mendem (sumber:Wikipedia)
Semar mendem (sumber:Wikipedia)

Selamat berakhir pekan semua sahabatku :D


Tulisan lain yang mungkin bermanfaat




No comments:

Post a Comment